Tampilkan postingan dengan label Warna baju sufi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warna baju sufi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Juni 2015

Kematian dan Kostum Penari Sufi 2

Posthing of Firda Puri Agustine - detikhot
Halaman 2 dari 2
Halaman 1
"Warna kostum asli (penari sufi) hitam dan putih. Mengingat mati sebelum mati. Ini berguna untuk mengendalikan ego. Islam itu indah mengajarkan kelembutan. Jihad yang sebenarnya ya melawan ego, bukan berperang dengan kemarahan," katanya.

Di bagian kaki, penari sufi memakai alas khusus yang disebut kuff. Konon, Nabi Muhammad SAW pada saat musim dingin selalu mengenakan kuff dalam perjalanan kemanapun, terutama pada musim dingin.

Yang istimewa, jika seseorang memakai kuff pada saat berwudhu, maka tidak perlu dilepas seperti sendal atau sepatu biasa. Ada alasannya. Apa itu?

"Untuk menghindari menjejak bumi secara langsung karena energi bumi cenderung negatif, penuh keduniawian. Rasul suka pakai kuff saat musim dingin, lalu dilapisi lagi dengan sandal. Kuff sendiri terbuat dari kulit," ujar Arief.

Sementara, gerakan memutar ke arah kiri melambangkan putaran alam semesta, putaran tawaf di Ka'bah, dan putaran surgawi Ilahiah.
"Sudah insting, lomba lari juga pasti memutarnya ke arah kiri. Hanya jarum jam yang berputar ke kanan," katanya.

Terakhir, kostum jubah berukuran besar mengikuti pakaian yang dikenakan Rasullullah pada saat itu. Dengan kostum yang berukuran besar di bagian bawah, tarian akan lebih indah dan menarik.

Tarian Sufi Obati Orang Depresi

Posthing of Firda Puri Agustine

Halaman 1 dari 2
Jakarta - Meskipun kental nuansa Islami, tarian sufi diperuntukkan bagi semua orang. Tak terbatas pada gender, usia, agama, maupun budaya. Bahkan, dianjurkan bagi orang yang mengalami depresi.

Penari sufi dan pemilik Zawiyah Pondok Rumi, Workshop Whirling Dervishes Rumi & Sufi Meditation Center Arief Hamdani mengatakan, tarian sufi terbuka bagi siapa saja, sekalipun mereka beragama non muslim.

"Kami terbuka. Waktu ke Jepang misalnya, ada 6 orang non muslim yang tertarik belajar," kata Arief kepada detikHot, Senin (22/7/2013).

Di Pondok Rumi miliknya, ada sekitar 30 orang penari sufi yang berusia 5 sampai 50 tahun. Tidak hanya pria, juga wanita. Ada yang diajak, namun tak jarang atas inisiatif sendiri.

Mereka datang dari berbagai latar belakang. Kebanyakan anak-anak jalanan yang hobi berkesenian dan kaum dhuafa yang orangtuanya sudah tiada.

"Saya anggap ini sebagai dakwah. Sering saya ajak pengamen-pengamen jalanan, ada juga anak-anak yang tertarik dan belajar. Dari orang biasa sampai pejabat, dari orang yang enggak tahu agama sampai ulama, dari anak kecil sampai orangtua," ujarnya.

Metode pelatihan hampir sama antara penari sufi pria dan wanita. Hanya saja, penari sufi wanita dilengkapi dengan jilbab dan pentas di tengah majelis atau perkumpulan wanita juga. Tidak boleh di depan kumpulan pria.  Next »