Sejarah Asal Mula Perayaan Bon Odori
posthing of J-CULBon Odorinatsu matsuriobon
Tanggal 31 Agustus nanti, Japan Club Bali akan menyelenggarakan event Bon Odori yang dirangkaikan di dalam natsu matsuri. Lalu apa sebenarnya bon odori itu?
Kata O-Bon berasal dari kata sanskrit urabon (urabanayang artinya ‘digantung terbalik’, pederitaan yang sangat mendalam). Upacara peringatan arwah O-Bon konon bermula pada kisah yang berasal dari Buddhisme berikut ini. Alkisah salah seorang dari 10 murid utama Budha, orang suci Mokuren, dengan kemampuan ajaibnya mencoba melihat keadaan kedua orangtuanya. Didapatinya, ibunya telah terlahir kembali ke dunia hantu lapar, tidak bisa makan-minum, bentuknya pun tinggal tulang dan kulit saja. Mokuren tentu saja merasa sangat sedih. Sambil menangis dia datang mengadu kepada Buddha. Buddha memberi petunjuk kepadanya untuk melakukan sembahyangan arwah dengan sesajen berikut ini agar arwah leluhur dapat diselamatkan dari siksaan neraka. Sesajennya berupa, beras, hyakumi (banyak macam minuman dan makanan), 5 macam buah-buahan, air, lampion dan perlengkapan tidur (baju tidur, selimut,dll.). Dari situlah asal mulanya upacara peringatan arwah secara Buddhis.
Bon-Odori ala Jepang tergantung pada derah, terdapat beraneka variasi. Tarian Bon-Odori biasanya diiringi musik rekaman dari kaset yang diputar, namun di desa-desa masih banyak yang diiringi musik hidup (langsung dimainkan di tempat/ bukan rekaman). Konon hal yang penting dalam koreografi Bon-Odori adalah “langkah mantap” menginjak bumi. Dalam kepercayaan tradisional Jepang, ada kepercayaan khusus terhadap dewa bumi. Tindakan menghentakkan kaki ke umi terlihat dalam tari Bon-Odori, demikian pula dalam gulat Sumo, menunjukkan kepercayaan terhadap bumi yang dianut oleh rakyat Jepang (yang dulunya) adalah kaum tani. Tradisi Bon-Odori tetap berlangsung di Jepang masa kini karena masih ada sebagian orang Jepang yang mau melestarikan nilai-nilai tradisional budaya.
Buat kalian yang ingin merasakan langsung festival obon ini, jangan lupa datang ya tanggal 31 Agustus nanti
Sumber: Aneka Jepang No. 290/2001 (4) Halaman 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar