Sabtu, 06 Juni 2015

MENGGAPAI KESADARAN ILAHI DENGAN METODE TARIAN SUFI JALALUDIN RUMI




sufism___istanbul
mendekatkan diri kepada Allah bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan berzikir. Sufi Jalaludin Rumi mengembangkan metode zikir dengan gerakan berputar sehingga terciptalah tari yang indah…
Tari sufi atau whirling dance adalah karya seorang sufi dari Turki, Maulana Jalaludin Rumi, pujangga sufi dari tanah Persia. Tari ini merupakan bentuk ekspresi dari rasa cinta, kasih, dan sayang seorang hamba kepada Allah Swt dan Nabi Muhammad saw.
Salah satu tuntunan Nabi Muhammad untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan berzikir. Rumi mengembangkan metode zikir dengan gerakan berputar sehingga terciptalah tari sufi.
Dalam Islam, para darwis yang terlibat dalam tarian ini mengenakan jubah putih yang melambangkan warna pakaian kematian (kain kafan). Namun, pada awal tarian, pakaian ini ditutupi oleh jubah hitam yang melambangkan pusara. Mereka juga mengenakan tutup kepala yang tinggi dan bundar, berwarna cokelat atau putih yang melambangkan batu nisan mereka.
Tarian berawal dengan gerak para sufi mencium tangan pimpinan mereka. Kemudian mereka menanggalkan jubah hitam sebagai perlambang perpisahan mereka dari pusara menuju ke haribaan Sang Pemilik Alam Semesta. Mereka mulai berputar berlawan dengan arah jarum jam secara perlahan. Gerakan ini melambangkan alam semesta yang selalu berputar mengelilingi garis edarnya masing-masing. Tangan kanan dengan telapak tangan menghadap ke atas di muka, sedangkan di belakang tangan kiri menghadap ke bawah. Itulah simbol bahwa apa yang mereka dapatkan dari kemurahan dan kasih sayang Allah mereka sebarkan ke seluruh semesta.
Lalu mereka berputar semakin lama semakin cepat. Melalui tarian itulah para sufi mencapai suatu tingkatan yang terkendali untuk mencapai dan menyentuh puncak kesempurnaan.
Keinginan Rumi hanyalah menyatu dengan Allah. Dan, menurutnya, Tuhan bukan menjelma dalam alam semesta, melainkan dalam hati manusia. Karena itulah manusia lebih cenderung menggunakan hatinya dalam berbuat daripada berdasarkan pikiran.
Terkadang masyarakat awam mengira bahwa orang yang menarikan tarian sufi ini kesurupan karena bisa berputar-putar begitu lama. Tidak, jangan keliru sangka, mereka bukan kesurupan, tapi justru tengah berada dalam kesadaran yang tinggi dan mampu mengidentifikasi keadaan di sekitarnya dengan lebih baik. Bahkan membuat mereka semakin sadar tentang siapa mereka sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Ingin mencoba? Monggo …

karya : wong alus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar