Sabtu, 30 Mei 2015

Menggapai Nasehat Alam

Nostalgia Al-Miftachainy
MENGGAPAI NASEHAT ALAM


"Lisan alam boleh jadi lebih jujur dari lisan seorang ulama', tapi apalah daya kamus bahasa alam tak akan pernah tercatat kecuali dalam kertas alam itu sendiri, sementara yang memahami pun hanya yang membuka dan melapangkan hati serta jauh dari kesombongan yaitu para ulama.lebih lembut lagi bila kita naik menuju makna fenomenanya , yang bukan hanya lisan ucapan, karena lisan keadaan itu lebih fasih dari pada lisan ucapan."
"Lisaanul khaal afshokhu min lisaanil maqool"
Depok, 30 oktober 2013
                 Penjelasan Singkat                                                       
Alam adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan ciptaan atau segala sesuatu selain Allah. Adapun pada ungkapan nostalgia ini, penulis sengaja mengkhususkan kata alam sebagai sesuatu dan ulama' adalah sesuatu lain yang dibandingkan. Kita mengetahui bahwa segala fenomena-fenomena yang terjadi di alam ini memiliki pesan secara implisit (tersirat) bagi manusia secara khusus untuk menjadi bahan i'tibar mereka agar mendapatkan kesimpulan-kesimpulan yang dapat diperoleh melalui pembandingan peristiwa alam dengan kenyataan yang mereka gunakan sebagai petunjuk menuju jalan perbaikan dan perkembangan kepada kehidupan yang lebih bermakna lagi sejah.
Ulama' pun demikian, mereka adalah dari jenis makhluk termulia yakni manusia yang diberikan kemampuan menakjubkan dan salah satunya adalah dari kemampuan kecerdasan dan naluri ingin selalu berkembang yang fasih lidahnya untuk mengungkapkan segala sesuatu keinginan, hasrat dan pemikiran yang tergores di akal dan perasaannya. Namun karena itu pulalah manusia memiliki kemungkinan menutupi kenyataan-kenyataan yang sebenarnya karena berniat mendidik dan mungkin juga karena faktor kepentingan yang mungkin dapat menguntungkan diri mereka.
Adapun alam, mereka berkata apa adanya karena mereka tak diberi kekuatan untuk memilih sesuatu selain harus tunduk pada hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah bagi mereka. Meskipun demikian adanya,ayat yang berupa pesan alam hanya mampu ditangkap oleh indera para ulama' karena memiliki daya pemahaman yang cerdas dan hati yang lembut. Sementara orang yang lemah daya fikir dan keras hati sering hanya memahami fenomena alam secara dhahirnya belaka, karena itu mereka perlu berguru kepada para ulama' agar mereka dituntun untuk lebih mudah memahami persoalan dengan benar dan teliti.

semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar