<§ Kitab Nostalgia Al-Miftachainy ke 15 )§>
FIRMAN YANG SANTUN
OOO... BETAPA SANTUNNYA TUHAN DALAM BERFIRMAN KEPADA SEMUA MAKHLUK DENGAN BAHASA MAKHLUK, DAN SANTUN PULA MANUSIA YANG TIDAK MENGGUNAKAN BAHASA MANUSIA SAAT BERBINCANG DENGAN HEWAN DAN TUMBUHAN.
Kata santun (kata sifat) didefinisikan dengan halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan; sabar dan tenang; penuh rasa belas kasihan; suka menolong. Penyantun adalah orang yang baik budi bahasa dan tingkah lakunya; orang yang sopan; orang yang suka menaruh belas kasihan; orang yang suka menolong (membantu, memperhatikan kepentingan orang lain, dan sebagainya).
Kalam Allah adalah kalam yang suci dari segala jenis kesamaan, karena itu mustahil Kalam Allah seperti bahasa makhluk-Nya, maka dengan Rahmat-Nya yang tak terbatas, Dia memberikan informasi kepada hamba-hamba-Nya melalui pesan yang dapat dipahami oleh penerima wahyu (Para Rasul). Allah memberikan informasi kepada makhluk-Nya manusia dan jin (khususnya) dengan memanusiakan bahasa-Nya dengan bahasa Arab yang merupakan bahasa manusia saat itu supaya mereka dapat memahami tujuan Pesan Ilahi.
Demikianlah Ke-Maha Santun-an Allah Azza wa Jalla. Begitu pula dengan manusia saat berkomunikasi dengan hewan, hewan tidak dapat memahami bahasa manusia jika manusia tidak menghewankan bahasa manusia kepada bahasa yang hewan pahami. Adapun menghewankan bahasa manusia kepada bentuk bahasa hewan, sangat mudah dipahami oleh mereka yang sering berinteraksi dengan hewan-hewan yang mereka pelihara dan sukai.
Demikanlah cara manusia yang santun saat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk lain, mereka akan memilih kata-kata yang mereka gunakan dengan menyesuaikan lawan bicara yang mereka hadapi agar dapat dipahami secara mudah.
Pengaplikasian dalam Kehidupan Sehari-hari
Santun sesungguhnya sesuai dengan kata pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Tak peduli dari mana asal muasalnya, seseorang hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan adat dan kesantunan yang diterapkan di suatu daerah. Jika kita menjadi pendatang baru di suatu tempat atau area, tak ada salahnya jika kita mempelajari apa hal-hal yang dianggap sopan dan apa yang dianggap tak sopan di situ. Jika ternyata masih saja sulit untuk menyesuaikan diri, hendaknya berpikir dengan cara sebaliknya.
Kesantunan juga sedikit banyak berkaitan dengan karisma atau citra diri seseorang. Orang yang dipandang tahu kesantunan atau kesopanan akan lebih mendapat tempat di mata orang lain. Sebaliknya orang yang acuh, kasar, brutal, bahkan uring-uringan akan membuat orang lain menghindarinya.
Dalam berbicara ada tingkatan bahasa yang diterapkan. Tingkatan ini bukan untuk membedakan status yang berhubungan dengan harta, kekayaan, ataupun pangkat, namun lebih mengedepankan “penghargaan” kepada orang yang diajak berbicara.
Sopan santun dalam berbicara adalah memberikan intonasi dalam berbicara yang berbeda dengan lawan bicara. Misalnya dengan orang yang lebih tua, orang yang sedang sakit atau kesusahan, orang yang dihormati, pada orang tua (bapak dan ibu), pada anak kecil akan memakai intonasi yang lebih rendah dan lembut. Kata yang sama diucapkan dengan intonasi yang berbeda, akan menghasilkan makna yang berbeda juga. Bila berbicara dengan teman sebaya akan berbeda lagi, yaitu dengan intonasi wajar dan sekali-kali bisa dengan gaya meledak-ledak penuh semangat.
Bahasa yang dipakai bisa lepas dan sedikit memakai bahasa gaul tidak menjadi masalah. Berbicara dengan siapa juga harus bisa memilih kata dan kalimat yang tepat dan tidak sembarangan. Seseorang yang berbicara sembarangan dan tanpa memperhatikan kaidah berbicara yang benar yang berlaku di masyarakat setempat justru akan merendahkan nilai pribadi, karena orang sering menilai orang lainnya dalam hal berbicaranya.
Santun dalam berbicara juga merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia lainnya, khususnya seperti di negeri kita yang masih menjunjung tinggi sikap dan keramahan serta tata krama pergaulan. Selain itu, sopan santun dalam berbicara merupakan salah satu hal yang dijadikan indikator untuk menilai kepribadian seseorang. Meskipun tidak pernah ada penyebutan secara kuantitatif, namun fakta menunjukkan bahwa ada korelasi antara kesopanan berbicara seseorang dengan kepribadian yang dimilikinya. Semakin besar tingkat sopan santun dalam berbicara yang ditampilkan oleh seseorang, biasanya akan diikuti dengan makin baiknya perilaku dan kepribadian seseorang. Sehingga tak jarang hal ini sering menjadi sebuah penilaian awal seseorang pada seseorang lainnya.
Ada beberapa nilai luhur yang menjadi latar belakang seseorang, agar selalu menjaga kesantunan berbicara. Di antaranya adalah :
Menghormati lawan bicara. Jika kita bisa menghormati lawan bicara, tentu kita akan dihargai pula oleh lawan bicara kita. Menunjukkan budi pekerti kita.
Orang yang terbiasa menjaga sopan santun berbicara kepada orang lain, menunjukkan bahwa dia adalah orang yang memiliki etika dalam pergaulan.
Memudahkan untuk masuk ke sebuah lingkungan yang baru. Dengan sopan santun berbicara, kita akan mudah untuk masuk ke sebuah lingkungan yang baru dan diterima dalam lingkungan tersebut. Karena hal ini akan menimbulkan simpati dari orang lain pada diri kita. Berbeda jika kita menunjukkan kesan sombong dan congkak pada lingkungan yang baru, akan menyebabkan antipati orang lain terhadap diri kita.
Wallahu a'lam bisshowab.
semoga bermanfaat..
karya :fahruddin Al-Miftachainy
FIRMAN YANG SANTUN
OOO... BETAPA SANTUNNYA TUHAN DALAM BERFIRMAN KEPADA SEMUA MAKHLUK DENGAN BAHASA MAKHLUK, DAN SANTUN PULA MANUSIA YANG TIDAK MENGGUNAKAN BAHASA MANUSIA SAAT BERBINCANG DENGAN HEWAN DAN TUMBUHAN.
Kata santun (kata sifat) didefinisikan dengan halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sopan; sabar dan tenang; penuh rasa belas kasihan; suka menolong. Penyantun adalah orang yang baik budi bahasa dan tingkah lakunya; orang yang sopan; orang yang suka menaruh belas kasihan; orang yang suka menolong (membantu, memperhatikan kepentingan orang lain, dan sebagainya).
Kalam Allah adalah kalam yang suci dari segala jenis kesamaan, karena itu mustahil Kalam Allah seperti bahasa makhluk-Nya, maka dengan Rahmat-Nya yang tak terbatas, Dia memberikan informasi kepada hamba-hamba-Nya melalui pesan yang dapat dipahami oleh penerima wahyu (Para Rasul). Allah memberikan informasi kepada makhluk-Nya manusia dan jin (khususnya) dengan memanusiakan bahasa-Nya dengan bahasa Arab yang merupakan bahasa manusia saat itu supaya mereka dapat memahami tujuan Pesan Ilahi.
Demikianlah Ke-Maha Santun-an Allah Azza wa Jalla. Begitu pula dengan manusia saat berkomunikasi dengan hewan, hewan tidak dapat memahami bahasa manusia jika manusia tidak menghewankan bahasa manusia kepada bahasa yang hewan pahami. Adapun menghewankan bahasa manusia kepada bentuk bahasa hewan, sangat mudah dipahami oleh mereka yang sering berinteraksi dengan hewan-hewan yang mereka pelihara dan sukai.
Demikanlah cara manusia yang santun saat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk lain, mereka akan memilih kata-kata yang mereka gunakan dengan menyesuaikan lawan bicara yang mereka hadapi agar dapat dipahami secara mudah.
Pengaplikasian dalam Kehidupan Sehari-hari
Santun sesungguhnya sesuai dengan kata pepatah dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Tak peduli dari mana asal muasalnya, seseorang hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan adat dan kesantunan yang diterapkan di suatu daerah. Jika kita menjadi pendatang baru di suatu tempat atau area, tak ada salahnya jika kita mempelajari apa hal-hal yang dianggap sopan dan apa yang dianggap tak sopan di situ. Jika ternyata masih saja sulit untuk menyesuaikan diri, hendaknya berpikir dengan cara sebaliknya.
Kesantunan juga sedikit banyak berkaitan dengan karisma atau citra diri seseorang. Orang yang dipandang tahu kesantunan atau kesopanan akan lebih mendapat tempat di mata orang lain. Sebaliknya orang yang acuh, kasar, brutal, bahkan uring-uringan akan membuat orang lain menghindarinya.
Dalam berbicara ada tingkatan bahasa yang diterapkan. Tingkatan ini bukan untuk membedakan status yang berhubungan dengan harta, kekayaan, ataupun pangkat, namun lebih mengedepankan “penghargaan” kepada orang yang diajak berbicara.
Sopan santun dalam berbicara adalah memberikan intonasi dalam berbicara yang berbeda dengan lawan bicara. Misalnya dengan orang yang lebih tua, orang yang sedang sakit atau kesusahan, orang yang dihormati, pada orang tua (bapak dan ibu), pada anak kecil akan memakai intonasi yang lebih rendah dan lembut. Kata yang sama diucapkan dengan intonasi yang berbeda, akan menghasilkan makna yang berbeda juga. Bila berbicara dengan teman sebaya akan berbeda lagi, yaitu dengan intonasi wajar dan sekali-kali bisa dengan gaya meledak-ledak penuh semangat.
Bahasa yang dipakai bisa lepas dan sedikit memakai bahasa gaul tidak menjadi masalah. Berbicara dengan siapa juga harus bisa memilih kata dan kalimat yang tepat dan tidak sembarangan. Seseorang yang berbicara sembarangan dan tanpa memperhatikan kaidah berbicara yang benar yang berlaku di masyarakat setempat justru akan merendahkan nilai pribadi, karena orang sering menilai orang lainnya dalam hal berbicaranya.
Santun dalam berbicara juga merupakan salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam menjalin hubungan dengan manusia lainnya, khususnya seperti di negeri kita yang masih menjunjung tinggi sikap dan keramahan serta tata krama pergaulan. Selain itu, sopan santun dalam berbicara merupakan salah satu hal yang dijadikan indikator untuk menilai kepribadian seseorang. Meskipun tidak pernah ada penyebutan secara kuantitatif, namun fakta menunjukkan bahwa ada korelasi antara kesopanan berbicara seseorang dengan kepribadian yang dimilikinya. Semakin besar tingkat sopan santun dalam berbicara yang ditampilkan oleh seseorang, biasanya akan diikuti dengan makin baiknya perilaku dan kepribadian seseorang. Sehingga tak jarang hal ini sering menjadi sebuah penilaian awal seseorang pada seseorang lainnya.
Ada beberapa nilai luhur yang menjadi latar belakang seseorang, agar selalu menjaga kesantunan berbicara. Di antaranya adalah :
Menghormati lawan bicara. Jika kita bisa menghormati lawan bicara, tentu kita akan dihargai pula oleh lawan bicara kita. Menunjukkan budi pekerti kita.
Orang yang terbiasa menjaga sopan santun berbicara kepada orang lain, menunjukkan bahwa dia adalah orang yang memiliki etika dalam pergaulan.
Memudahkan untuk masuk ke sebuah lingkungan yang baru. Dengan sopan santun berbicara, kita akan mudah untuk masuk ke sebuah lingkungan yang baru dan diterima dalam lingkungan tersebut. Karena hal ini akan menimbulkan simpati dari orang lain pada diri kita. Berbeda jika kita menunjukkan kesan sombong dan congkak pada lingkungan yang baru, akan menyebabkan antipati orang lain terhadap diri kita.
Wallahu a'lam bisshowab.
semoga bermanfaat..
karya :fahruddin Al-Miftachainy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar